a.burastabs, a.burastabs:link, a.burastabs:visited {display:block; width:102px; height:30px; background:#444444; border:1px solid #ebebeb; margin-top:2px; text-align:center; text-decoration:none; font-family:arial, sans-serif; font-size:12px; font-weight:bold;color:#FFFFFF; line-height:25px; overflow:hidden; float:left;} a.burastabs:hover {color:#FFFFFF; background:#666666;} #burasbar {width:auto; margin:0 auto;}

Kamis, 27 Oktober 2011

Tujuan Pendidikan Islam


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
 Pendidikan merupakan bidang yang sangat penting bagi kehidupan manusia, Pendidikan dapat mendorong peningkatan kualitas manusia dalam bentuk meningkatnya kompetensi kognitif, afektif, maupun psikomotor. Masalah yang dihadapi dalam upaya memperbaiki dan meningkatkan kualitas kehidupan sangat kompleks, banyak faktor yang harus dipertimbangkan karena pengaruhnya pada kehidupan manusia tidak dapat diabaikan, yang jelas disadari bahwa pendidikan merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan kualitas Sumberdaya manusia suatu bangsa. Bagi suatu bangsa pendidikan merupakan hal yang sangat penting, dengan pendidikan manusia menjadi lebih mampu beradaptasi dengan lingkungan, dengan pendidikan manusia juga akan mampu mengantisipasi berbagai kemungkinan yang akan terjadi. Oleh karena itu membangun pendidikan menjadi suatu keharusan, baik dilihat dari perspektif internal (kehidupan intern bangsa) maupun dalam perspektif eksternal (kaitannya dengan kehidupan bangsa-bangsa lain).

B.     Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah:
1.      Apa tujuan Pendidikan Islam?
2.      Apa saja macam-macam tujuan Pendidikan Islam?
3.      Apa tujuan Pendidikan Islam di Indonesia?

C.    Tujuan Penulisan Makalah
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui tentang:
1.      Tujuan Pendidikan Islam
2.      Macam-macam tujuan Pendidikan Islam.
3.      Tujuan Pendidikan Islam di Indonesia



BAB II
PEMBAHASAN

A. Tujuan Pendidikan Islam
Sebelum kita membahas tentang tujuan pendidikan islam perlu kita ketahui definisi dari pendidikan islam itu sendiri. Ada tiga istilah yang umum digunakan dalam pendidikan Islam, yaitu al-Tarbiyah (pengetahuan tentang ar-rabb), al-Ta’lim (ilmu teoritik, kreativitas, komitmen tinggi dalam mengembangkan ilmu, serta sikap hidup yang menjunjung tinggi nilai-nilai ilmiah), al-Ta’dib (integrasi ilmu dan amal). (Hasan Langgulung : 1988).
1. Istilah Al-Tarbiyah
Kata Tarbiyah berasal dari kata dasar “rabba” (رَبَّى), yurabbi (يُرَبِّى) menjadi “tarbiyah” yang mengandung arti memelihara, membesarkan dan mendidik. Dalam statusnya sebagai khalifah berarti manusia hidup di alam mendapat kuasa dari Allah untuk mewakili dan sekaligus sebagai pelaksana dari peran dan fungsi Allah di alam. Dengan demikian manusia sebagai bagian dari alam memiliki potensi untuk tumbuh dan berkembang bersama alam lingkungannya. Tetapi sebagai khalifah Allah maka manusia mempunyai tugas untuk memadukan pertumbuhan dan perkembangannya bersama dengan alam. (Zuhairini, 1995:121).
2. Istilah Al-Ta’lim
Secara etimologi, ta’lim berkonotasi pembelajaran, yaitu semacam proses transfer ilmu pengetahuan. Hakekat ilmu pengetahuan bersumber dari Allah SWT. Adapun proses pembelajaran (ta’lim) secara simbolis dinyatakan dalam informasi al-Qur’an ketika penciptaan Adam as oleh Allah SWT, ia menerima pemahaman tentang konsep ilmu pengetahuan langsung dari penciptanya. Proses pembelajaran ini disajikan dengan menggunakan konsep ta’lim yang sekaligus menjelaskan hubungan antara pengetahuan Adam as dengan Tuhannya. (Jalaluddin, 2001:122).
3. Istilah Al-Ta’dib
Menurut al-Attas, istilah yang paling tepat untuk menunjukkan pendidikan Islam adalah al-Ta’dib, konsep ini didasarkan pada hadits Nabi:
اِدَّ بَنِيْ رَبِّى فَأَحْسَنَ تَـأْدِيْبِيْ {رواه العسكرى عن على                                                      }
Artinya : “Tuhan telah mendidikku, maka ia sempurnakan pendidikanku”
(HR. al-Askary dari Ali r.a).
Al-Ta’dib berarti pengenalan dan pengetahuan secara berangsur-angsur ditanamkan ke dalam diri manusia (peserta didik) tentang tempat-tempat yang tepat dari segala sesuatu di dalam tatanan penciptaan. Dengan pendekatan ini pendidikan akan berfungsi sebagai pembimbing ke arah pengenalan dan pengakuan tempat Tuhan yang tepat dalam tatanan wujud dan kepribadiannya.
Dari bahasan di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan Islam adalah suatu sistem yang memungkinkan seseorang (peserta didik) dapat mengarahkan kehidupannya sesuai dengan ideologi Islam. (Samsul Nizar, 2002:32).
 Sebagaimana disebutkan di atas bahwa pendidikan adalah suatu proses terbentuknya kepribadian yang utama yang dilaksanakan secara sadar oleh pendidik terhadapa yang perkembanagn jasmani maupun rohani si terdidik. Terbentuknya kepribadian yang utama inilah yang menjadi tujuan dari pendidikan.
  Untuk mengetahui tujuan pendidikan ini tergantung kepada adanya nilai-nilai atau pandangan hidup tertentu yang memberikan patokan mengenai tugas hidup manusia.
 Drs. Ali Saifullah HA. Mengatakan :
"Pandangan hidup yang menjadi pandangan dan tingkah laku pendidikan menentukan tugas hidup manusia dan yang terakhir ini menentukan tujuan pendidikan manusia. pandangan hidup disini dan dalam hal ini dapat disamakan cita-cita hidup, atau cita-cita hidup manusia yang akan menentukan  dasar-dasar hidup dan dasar pendidikan yang kemudian akan menentukan tujuan hidup dan juga pendidikan manusia."
   Demikian pula dengan cita-cita keagamaan, cita-cita ideology tertentu Marxisme leninisme umpamanya, akan menentukan dan menjadi dasar dan tujuan (akan menetukan) pengajaran suatu agama, aliran tertentu, ideologi tertentu sehingga dengan mana akan dijaadikan jiwa seluruh aktivitas pendidikan dan pengajaran kearah terwujudnya manusia yang agamis atau penganut yang militan.
Kalau kita perhatikan tujuan Pendidikan Nasional yang tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1992 tentang Sistem Pendidikan nasional yang berbunyi:
"Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan" , menunujukkan bahwa tujuan ini menjiwai segala tingkah laku perbuatan mendidik dalam setiap situasi dan kondisi, bilamana dan dimana saja proses pendidikan dilaksakan.
Sesuai dengan pengertian dan cara di atas, maka tujuan pendidikan Islam adalah identik dengan tujuan hidup setiap orang Islam  (muslim). Untuk mengetahui tujuan hidup muslim terlebih dahulu harus disadari bahwa manusia ini ada yang menciptakan yakni Allah SWT. Maksud dan tujuan dijadikannya manusia ini tergantung pula kepada Allah SWT. Sebagai Khaliq. Dan untuk mengetahui hal ini kita kembali memeriksa sumber asasi dari pada ajaran Islam yaitu Al-Qur’anul Karim.
Dengan demikian dapat disimpulkan  bahwa tujuan pendidikan Islam sama dengan tujuan manusia diciptakan yakni untuk berbakti kepada Allah sebenar-benarnya bakti atau dengan kata lain untuk membentuk manusia bertaqwa yang berbudi luhur serta memahami meyakini dan mengamalkan ajaran-ajaran Agama yang menurut istilah marimba disebut terbentuknya kepribadian Muslim.

B. Macam-Macam Tujuan Pendidikan Islam
 Tujuan pendidikan islam dalam lembaga-lembaga pendidikan pada masa perkembangannya tidak selalu tetap. Seperti tujuan pendidikan pada abad pertama Hijriyah berbeda dengan tujuan pendidikan pada abad keempat Hijriyah. Hal ini dikarenakan perbedaan aliran paham mereka.
Dari berbagai macam tujuan pendidikan yang ada, terdapat dua macam tujuan yang prinsipil, diantaranya adalah tujuan keagamaan dan tujuan keduniaan
1. Tujuan Keagamaan
Yang dimaksud dengan tujuan keagamaan adalah bahwa setiap ptibadi orang muslim beramal untuk akhirat atas petunjuk dan ilham keagamaan yang benar, yang tumbuh dan dikembangkan dari ajaran-ajaran islam yang bersih dan suci.
Tujuan keagamaan juga mengandung makna yang lebih luas yaitu suatu petunjuk yang benar yang harus diikuti oleh setiap muslim dengan ikhlas sepanjang hayatnya dan msyarakt manusia berjalan secara manusiawi.
Menurut Al-Qabisi bahwa tujuan pendidikan adalah mengetahui ajaran agama baik secara ilmiah ataupun secara amaliah.
Menurut Ibnu Miskawih, tujuan pendidikan adalah tercapainya kebajikan, kebenaran, dan keindahan.
Menurut Ikhwan As-Safa yaitu mengembangkan paham filsafat dan akidah politik yang mereka anut. Sedangkan Al-Ghazzaly berpendapat bahwa tujuan pendidikan adalah melatih para pelajar untuk mencapai makrifat kepada Allah melalui jalan tasawwuf yaitu dengan mujahadah dan riyadhah.
Tujuan ini menurut pandangan pendidikan islam dan para pendidik muslim mengandung essensi yang amat penting dalam kaitannya dengan pembinaan keperibadian individual.
2. Tujuan Keduniaan
Tujuan keduniawian sebagaimana menurut paham pragmatism yang pelopori oleh John Dewey dan William Kilpatrick adalah diarahkan pada pekerjaan yang berguna dan untuk  mempersiapkan anak menghadapi kehidupan masa mendatang.
Bangsa China mengutamakan pada pencapaian tujuan pendidikan yang mempersipakan anak didik untuk hidup bekerja sama dalam tugas-tugas besar. Sedangkan bangsa Hindu mengarahkan tujuan pendidikan pada pembiasaan anak didik bersikap sabar dan menerima kenyataan yang ada serta mampu menahan nafsu. Bangsa Sparta lebih mengutamakan kepada pembentukan sifat-sifat keberanian dan kesabaran serta sikap menghormati para pemimpindan patriotism dan taat kepada pemerintahnya. Bangsa Athena mengarahkan pada pembentukan pribadi yang berkesinambungan dalam aspek-aspek jasmaniyah dan kecerdasan, moral, dan keindahan budhi. Pendidikan Romawi ditujukan kearah keterampilan berperang dan kepandaian berpidato serta mempersiapkan warga Negara yang billion (kelebihan).
Saint Thomas Aquinas (1225-1237M) berpendapat bahwa tujuan pendidikan dan tujuan hidup adalah merealisasikan kebahagiaan dengan cara menanamkan keutamaan akal dan akhlak (moralitas). Juga John Lock memperkuat pentingnya pendidikan akhlak.
Sedangkan Jean Jaque Rousseau mengajak kepada kehidupan yang amaliah dan menganjurkan agar pendidikan berbuat untuk menyenagkan dan menghormati kegemaran anak-anak juga kebebasan anak untuk tumbuh sesuai dengan tabiatnya. Hegel (1770-1831 M) berpendapat bahwa sebaiknya pendidikan itu berusaha untuk mendorong perkembangan jiwa kelompok dan menghindari perbuatan yang membawa kepada forongan kebendaan (matreialisme).
Spencer (1820-1902 M) berpendapat bahwa sesunggunhnya pendidikan bertujuan mempersiapkan anak-anak untuk mencapai kehidupan yang sempurna.
Thorndike memberikan pengertian terhadap tujuan pendidikan yaitu adalah membentuk manusia agar mencintai segala sesuatu yang benar dan mampu mengendalikan hokum alam dan lingkungan.
Tujuan-tujuan diatas adalah berbeda-beda karena didasarkan atas kehidupan bangsa-bangsa dahulu dan sekarang.

C. Tujuan Pendidikan Islam Di Indonesia
            Tujuan pendidikan Islam yang dikeluarkan Departemmen Agama Republik Indonesia, menyatakan bahwa Pendidikan Agama mempunyai tujuan-tujuan yang berintikan 3 aspek, yaitu Iman, Ilmu  dan Amal yang pokoknya sebagai berikut:
1.          Menumbuh suburkan dan  mengembangkan serta membentuk sikap positif, disiplin dan cinta terhadap agama dalam berbagai kehidupan anak yang naninya menjadi manusia yang bertaqwa kepad aAllah SWT.
2.          Menumbuhkan dan membina keterampilan beragama dalam semua lapangan hidup dan kehidupan serta dapat memahami dan menghayati ajaran Agama Islam secara mendalam dan menyeluruh. Keterampilan beragama ini dapat digunakan sebagai pedoman amalan perbuatannya,baik dalam hubungan dirinya dengan Allah SWT. Melalui ibadah sholat umpamanya dan dalam hubungannya dengan sesame manusia yang tergambar dalam akhlaq perbuatan serta dalam hubungan dirinya dengan alam sekitar melalui cara pemeliharaan dan pengolahan alam serta pemanfaatan hasil usahanya.
3.          Pengembangan pengetahuan agama, diantaranya ialah membentuk pribadi yang berakhlaq mulia, yang bertaqwa kepada Allah SWT. Baik jasmani maupun rohani yang sesuai dengan ajaran Islam dan mempunyai keyakinan yang mantap kepada Allah SWT.
























BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
1.      Tujuan Pendidikan Islam sama dengan tujuan manusia diciptakan yakni untuk berbakti kepada Allah sebenar-benarnya bakti atau dengan kata lain untuk membentuk manusia bertaqwa yang berbudi luhur serta memahami meyakini dan mengamalkan ajaran-ajaran Agama yang menurut istilah marimba disebut terbentuknya kepribadian Muslim.
2.      Macam-macam tujuan Pendidikan Islam, terdapat dua macam tujuan yang prinsipil, diantaranya adalah tujuan keagamaan dan tujuan keduniaan.
3.      Tujuan Pendidikan Islam yang dikeluarkan Departemmen Agama Republik Indonesia, menyatakan bahwa Pendidikan Agama mempunyai tujuan yang berintikan 3 aspek, yaitu Iman, Ilmu  dan Amal.

B.     Saran
Saran yang dapat penulis sampaikan melalui penulisan makalah ini adalah supaya kita dapat lebih memahami bahwa tujuan pendidikan bukanlah suatu benda yang berbentuk tetap dan statis, tetapi ia merupakan suatu keseluruhan dari kepribadian seseorang, berkenaan dengan seluruh aspek kehidupannya. Dan kepada pembaca, orang tua khususnya dapat memberikan bimbingan kepada anaknya supaya belajar dan mencintai pendidikan Islam.











DAFTAR PUSTAKA

Amin Moh, 1992. Pengantar Ilmu Pendidikan Islam. Pasuruan, PT. Garoeda  Buana Indah,

Syah Darwyn, dkk. 2007. Perencanaa Sistem Pengajaran Pendidikan Agama   Islam. Jakarta, Gaung Persada Press.

K. Rukiati, Enung, Dra, dkk., Sejarah Pendidikan Islam Di Indonesia, Pustaka Setia, Bandung, 2008

MAKALAH

TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA







































Disusun Oleh:
SITI ROMLAH
KELAS: XII














MADRASAH ALIYAH MAMBAUL ULUM BATA-BATA
PALENGAAN PAMEKASAN
2010
















A. Pengertian Pendidikan Islam
Ada tiga istilah yang umum digunakan dalam pendidikan Islam, yaitu al-Tarbiyah (pengetahuan tentang ar-rabb), al-Ta’lim (ilmu teoritik, kreativitas, komitmen tinggi dalam mengembangkan ilmu, serta sikap hidup yang menjunjung tinggi nilai-nilai ilmiah), al-Ta’dib (integrasi ilmu dan amal). (Hasan Langgulung : 1988).
1. Istilah al-Tarbiyah
Kata Tarbiyah berasal dari kata dasar “rabba” (رَبَّى), yurabbi (يُرَبِّى) menjadi “tarbiyah” yang mengandung arti memelihara, membesarkan dan mendidik. Dalam statusnya sebagai khalifah berarti manusia hidup di alam mendapat kuasa dari Allah untuk mewakili dan sekaligus sebagai pelaksana dari peran dan fungsi Allah di alam. Dengan demikian manusia sebagai bagian dari alam memiliki potensi untuk tumbuh dan berkembang bersama alam lingkungannya. Tetapi sebagai khalifah Allah maka manusia mempunyai tugas untuk memadukan pertumbuhan dan perkembangannya bersama dengan alam. (Zuhairini, 1995:121).
2. Istilah al-Ta’lim
Secara etimologi, ta’lim berkonotasi pembelajaran, yaitu semacam proses transfer ilmu pengetahuan. Hakekat ilmu pengetahuan bersumber dari Allah SWT. Adapun proses pembelajaran (ta’lim) secara simbolis dinyatakan dalam informasi al-Qur’an ketika penciptaan Adam as oleh Allah SWT, ia menerima pemahaman tentang konsep ilmu pengetahuan langsung dari penciptanya. Proses pembelajaran ini disajikan dengan menggunakan konsep ta’lim yang sekaligus menjelaskan hubungan antara pengetahuan Adam as dengan Tuhannya. (Jalaluddin, 2001:122).
3. Istilah al-Ta’dib
Menurut al-Attas, istilah yang paling tepat untuk menunjukkan pendidikan Islam adalah al-Ta’dib, konsep ini didasarkan pada hadits Nabi:
اِدَّ بَنِيْ رَبِّى فَأَحْسَنَ تَـأْدِيْبِيْ {رواه العسكرى عن على}

Artinya : “Tuhan telah mendidikku, maka ia sempurnakan pendidikanku”
(HR. al-Askary dari Ali r.a).
Al-Ta’dib berarti pengenalan dan pengetahuan secara berangsur-angsur ditanamkan ke dalam diri manusia (peserta didik) tentang tempat-tempat yang tepat dari segala sesuatu di dalam tatanan penciptaan. Dengan pendekatan ini pendidikan akan berfungsi sebagai pembimbing ke arah pengenalan dan pengakuan tempat Tuhan yang tepat dalam tatanan wujud dan kepribadiannya.
Dari bahasan di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan Islam adalah suatu sistem yang memungkinkan seseorang (peserta didik) dapat mengarahkan kehidupannya sesuai dengan ideologi Islam. (Samsul Nizar, 2002:32).
B. Tugas dan Fungsi Pendidikan Islam
Secara umum tugas pendidikan Islam adalah membimbing dan mengarahkan pertumbuhan dan perkembangan peserta didik dari tahap ke tahap kehidupannya sampai mencapai titik kemampuan optimal. Sementara fungsinya adalah menyediakan fasilitas yang dapat memungkinkan tugas pendidikan berjalan dengan lancar.
Bila dilihat secara operasional, fungsi pendidikan dapat dilihat dari dua bentuk :
1. Alat untuk memperluas, memelihara, dan menghubungkan tingkat-tingkat kebudayaan, nilai-nilai tradisi dan sosial serta ide-ide masyarakat dan nasional
2. Alat untuk mengadakan perubahan inovasi dan perkembangan.
C. Dasar dan Tujuan Pendidikan Islam
Menetapkan al-Qur’an dan hadits sebagai dasar pendidikan Islam bukan hanya dipandang sebagai kebenaran yang didasarkan pada keimanan semata. Namun justru karena kebenaran yang terdapat dalam kedua dasar tersebut dapat diterima oleh nalar manusia dan dibolehkan dalam sejarah atau pengalaman kemanusiaan.
Tujuan pendidikan Islam adalah untuk mencapai keseimbangan pertumbuhan kepribadian manusia. Secara menyeluruh dan seimbang yang dilakukan melalui latihan jiwa, akal pikiran, diri manusia yang rasional, perasaan dan indra, karena itu, pendidikan hendaknya mencakup pengembangan seluruh aspek fitrah peserta didik, aspek spiritual, intelektual, imajinasi, fisik, ilmiah dan bahasa, baik secara individual maupun kolektif, dan mendorong semua aspek tersebut berkembang ke arah kebaikan dan kesempurnaan. Tujuan terakhir pendidikan muslim terletak pada perwujudan ketundukan yang sempurna kepada Allah SWT, baik secara pribadi kontinuitas, maupun seluruh umat manusia. (Samsul Nizar, 2002:38).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar