a.burastabs, a.burastabs:link, a.burastabs:visited {display:block; width:102px; height:30px; background:#444444; border:1px solid #ebebeb; margin-top:2px; text-align:center; text-decoration:none; font-family:arial, sans-serif; font-size:12px; font-weight:bold;color:#FFFFFF; line-height:25px; overflow:hidden; float:left;} a.burastabs:hover {color:#FFFFFF; background:#666666;} #burasbar {width:auto; margin:0 auto;}

Jumat, 27 Januari 2012

Jawaban UAS Manajemen Pendidikan Islam


Jawaban UAS Semester III
Manajemen Pendidikan Islam
NAMA           : MOHLIS
NPM               : 010. 04. 12. 2000
Dosen Pembina: Prof. Dr. H. Muhaimin, MA
Universitas Muhamddiyah Surabaya
Program : Pascasarjana
 

1.      Manajemen pendidikan islam
a.       Hakekat manajemen pendidikan islam
Manajemen Pendidikan Islam berdasarkan Al-Quran dan Hadis. Dasar ini menjadi pembeda dengan manajemen lain, manajemen di luar lembaga Pendidikan Islam hanya berdasarkan pemikiran para tokoh manajemen dan idiologi negara tempat lembaga itu berada. Sedangkan manajemen Pendidikan Islam tidak terkait dengan idiologi negara. Ketidakterkaitan manajemen pendidikan Islam dengan idiologi negara karena pada dasarnya manajemen Pendidikan Islam tidak mempunyai kaitan langsung, manajemen Pendidikan Islam menyatu dengan nilai nilai ajaran Islam itu sendiri. Dengan demikian dasar manajemen Pendidikan Islam tidak akan pernah bercampur dengan idiologi manajemen lain, karena semangat manajemen Pendidikan Islam berdasarkan Al-Quran dan Hadis Nabi Muhammad Saw. Di sisi lain, manajemen Pendidikan Islam lebih mengedepankanp kerjsama yang saling menguntungkan untuk mencapai tujuan bersama, karena kerjasama yang dilakukan berdasarkan nilai-nilai kebaikan yang barometernya adalah keridhoan Allah, yang akhir semua tujuan kerjasama tersebut adalah nilai takwa di sisi Allah swt
b.      Kritik terhadap LPI dalam keadaan sekarang
Selama ini orang berharap banyak terhadap pendidikan Islam. Lewat pendidikan itu, maka anak-anaknya selain menjadi cerdas, juga diharapkan memiliki akhlak yang baik. Atas dasar  itu, maka lembaga pendidikan Islam yang dikenal maju akan menjadi rebutan orang.  Banyak lembaga pendidikan Islam di perkotaan, sekalipun harus membayar mahal,   banyak  didatangi peminat. Bahkan akhir-akhir ini, ketika perguruan tinggi swasta  pada umumnya mulai kekurangan peminat, ternyata perguruan tinggi  swasta yang berbasis Islam  tetap bertahan.
Namun dibalik kepercayaan itu, harapan masyarakat terhadap pendidikan Islam, termasuk perguruan tingginya  dituntut memiliki kelebihan dibanding lembaga pendidikan lain pada umumnya. Masyarakat menginginkan agar nilai-nilai Islam yang selama ini dianggap ideal, berhasil mewarnai perilaku para guru/dosen, siswa/mahasiswa, dan lulusannya. Pada saat ini, masyarakat juga menyadari bahwa jenis lulusan apapun tidak selalu mudah mendapatkan lapangan pekerjaan. Keadaan itu diterimanya. Akan tetapi, masyarakat tidak mau lembaga pendidikan Islam gagal dalam membentuk perilaku atau akhlakul karimah.  Lembaga pendidikan Islam harus berhasil membangun perilaku mulia sebagaimana yang tergambar  pada  ajaran Islam itu sendiri.
c.       Harapan terhadap keberadaan LPI yang akan datang.
Agama dan pendidikan adalah dua hal yang satu dengan yang lainnya selalu berhubungan. Hal itu dikarenakan oleh keharusan saling mempengaruhi antara keduanya dalam sistem-sistem tertentu. Agama jika dihubungkan  dengan sistem pendidikan nasional pada dasarnya menjadi bagian dari kurikulum, seperti diungkap oleh M. Dawam Raharjo, karena agama dimaksudkan untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya, dengan pertama-tama mengarahkan anak didik menjadi “manusia Indonesia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa”. Selain itu, hal yang paling fundamental dengan adanya Pendidikan Agama di sekolah adalah diharapkan lahirnya sosok-sosok yang benar-benar mampu memahami substansi agama itu sendiri sekaligus dapat mengimplementasikannya dalam kehidupan yang di antara indikasinya adalah adanya kecenderungan  mengedepankan kedamaian, toleransi, keadilan dan kejujuran.
Harapan bahwa Pendidikan Agama Islam lebih dapat memainkan peranannya dalam mengatasi krisis-multidimensional yang dialami bangsa sedemikian kuat mengemuka dari masyarakat yang melihat secara kritis. Pendidikan Agama Islam diharapkan tidak sekedar memfungsikan dirinya sebagai pengajar masalah rukun iman dan Islam atau sekedar menjadi pembela kebenaran agama Islam sebagai agama yang paling diridai Allah saja. Namun lebih dari itu, Pendidikan Agama Islam seharusnya dapat memfungsikan dirinya untuk membawa peserta didik memahami substansi dari ajaran-ajaran Islam yang sesungguhnya yang tidak anti-realitas. Ketika substansi ajaran Islam belum terinternalisasikan dalam diri peserta didik maka pada dasarnya mereka adalah jiwa yang terdoktrin tanpa mengerti dan mampu mengaktualisasikan ruh ajaran Islam tersebut dalam berbagai dimensi kehidupannya.
d.      Langkah-langkah memperbaiki lembaga pendidikan islam.
Penyelesaian masalah mendasar tentu harus dilakukan secara fundamental. Itu hanya dapat diwujudkan dengan melakukan perombakan secara menyeluruh yang diawali dari perubahan paradigma pendidikan sekular menjadi paradigma Islam. Ini sangat penting dan utama.
Ibarat mobil yang salah jalan, maka yang harus dilakukan adalah : (1) langkah awal adalah mengubah haluan atau arah mobil itu terlebih dulu, menuju jalan yang benar agar bisa sampai ke tempat tujuan yang diharapkan. Tak ada artinya mobil itu diperbaiki kerusakannya yang macam-macam selama mobil itu tetap berada di jalan yang salah. (2) Setelah membetulkan arah mobil ke jalan yang benar, barulah mobil itu diperbaiki kerusakannya yang bermacam-macam.
Artinya, setelah masalah mendasar diselesaikan, barulah berbagai macam masalah cabang pendidikan diselesaikan, baik itu masalah rendahnya sarana fisik, kualitas guru, kesejahteraan gutu, prestasi siswa, kesempatan pemerataan pendidikan, relevansi pendidikan dengan kebutuhan, dan mahalnya biaya pendidikan.
Solusi masalah mendasar itu adalah merombak total asas sistem pendidikan yang ada, dari asas sekularisme diubah menjadi asas Islam, bukan asas yang lain.
Bentuk nyata dari solusi mendasar itu adalah mengubah total UU Sistem Pendidikan yang ada dengan cara menggantinya dengan UU Sistem Pendidikan Islam. Hal paling mendasar yang wajib diubah tentunya adalah asas sistem pendidikan. Sebab asas sistem pendidikan itulah yang menentukan hal-hal paling prinsipil dalam sistem pendidikan, seperti tujuan pendidikan dan struktur kurikulum.
e.       Langkah-langkah operasional.
Pertama, solusi sistemik, yakni solusi dengan mengubah sistem-sistem sosial yang berkaitan dengan sistem pendidikan. Seperti diketahui sistem pendidikan sangat berkaitan dengan sistem ekonomi yang diterapkan. Sistem pendidikan di Indonesia sekarang ini, diterapkan dalam konteks sistem ekonomi kapitalisme (mazhab neoliberalisme), yang berprinsip antara lain meminimalkan peran dan tanggung jawab negara dalam urusan publik, termasuk pendanaan pendidikan.
Maka, solusi untuk masalah-masalah yang ada, khususnya yang menyangkut perihal pembiayaan seperti rendahnya sarana fisik, kesejahteraan guru, dan mahalnya biaya pendidikan– berarti menuntut juga perubahan sistem ekonomi yang ada. Akan sangat kurang efektif kita menerapkan sistem pendidikan Islam dalam atmosfer sistem ekonomi kapitalis yang kejam. Maka sistem kapitalisme saat ini wajib dihentikan dan diganti dengan sistem ekonomi Islam yang menggariskan bahwa pemerintah-lah yang akan menanggung segala pembiayaan pendidikan negara.
Kedua, solusi teknis, yakni solusi yang menyangkut hal-hal teknis yang berkait langsung dengan pendidikan. Solusi ini misalnya untuk menyelesaikan masalah kualitas guru dan prestasi siswa.
Maka, solusi untuk masalah-masalah teknis dikembalikan kepada upaya-upaya praktis untuk meningkatkan kualitas sistem pendidikan. Rendahnya kualitas guru, misalnya, di samping diberi solusi peningkatan kesejahteraan, juga diberi solusi dengan membiayai guru melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, dan memberikan berbagai pelatihan untuk meningkatkan kualitas guru. Rendahnya prestasi siswa, misalnya, diberi solusi dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas materi pelajaran, meningkatkan alat-alat peraga dan sarana-sarana pendidikan, dan sebagainya.
2.      Pengelolaan lembaga pendidikan islam modern
Untuk menghindari permasalah yang ada dalam manajemen pendidikan islam dari arah dakwah menjadi arah bisnis adalah yag pertama adalah harus disusun rencana pelaksanaan kurikulum secara disiplin dan tepat sasaran sehingga tidak terjadi tumpang tindih, dan hal yang paling penting adalah sebagai pengelola pendidikan, maka harus juga diperhatikan kesejahteraan para pendidik karena hal itu akan meningkatkan motivasi kerja para pendidik dan juga sebagai pengelola pendidikan harus lebih transparan dalam pengelolaan keuangan, dengan langkah hal seperti itu akan memupuk kepercayaan terhadap lembaga pendidikan islam yang ada. Kemudian daripada hal itu, lembaga pendidikan islam supaya mengalokasikan dana sesuai kebutuhan dan seminimal mungkin sehingga tidak akan terjadi pembengkakan dalam pengelolaan keuangan dan orientasi pengajaran bukan pada tataran bisnis tetapi dalam rangka mencerdaskan para siswa secara maksimal.
3.      Perubahan manajemen pendidikan islam.
a.       Manajemen pendidikan era industri dan era reformasi:
Karakteristik manajemen pendidikan islam era industri:
1)      Unsur proses arti seorang manejer dalam menjalankan tugas manajerial harus mengikuti prinsip graduasi yg berkelanjutan.
2)      Unsur penataan arti dalam proses manajemen prinsip utama adl semangat mengelola mengatur dan menata.
3)      Unsur implementasi arti setelah diatur dan ditata dgn baik perlu dilaksanakan secara profesional.
4)      Unsur kompetensi. Arti sumber-sumber potensial yg dilibatkan baik yg bersifat manusia maupun non manusia mesti berdasarkan kompetensi profesionalitas dan kualitasnya.
5)      Unsur tujuan yg harus dicapai tujuan yg ada harus disepakati oleh keseluruhan anggota organisasi. Hal ini agar semua sumber daya manusia mempunyai tujuan yg sama dan selalu berusaha utk mensukseskannya. Dengan demikian tujuan yg ada dapat dijadikan sebagai pedoman dalam melaksanakan aktivitas dalam organisasi.
6)      Unsur efektifitas dan efisiensi. Arti tujuan yg ditetapkan diusahakan tercapai secara efektif dan efisien.

Karakteristik manajemen pendidikan islam era reformasi:
Adapun karakteristik manajemen pendidikan islam era reformasi adalah meliputi  :(1)  Menganalisis  fungsi  dan  peran lembaga  pendidikan,  (2)  Menetapkan  visi  dan misi, (3) Mencari kesenjangan yang muncul antara apa yang telah dihasilkan dengan kebutuhan dan harapan  masyarakat,  (4) Mengevaluasi  respon masyarakat terhadap layanan pendidikan yang diberikan,  (5) Mencermati  dan  menganalisa perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, (6) Menyikapi  problem yang dihadapi masyarakat untuk  mencarikan  solusi  lewat  kegiatan akademis, (7) Menganalisis    kebutuhan kompetensi  SDM  masa  depan,  (8) Mengatur strategi   dan   kegiatan   preventif   dalam menghadapi persoalan masa depan, (9) Menganalisis dan memberdayagunakan pihak- pihak  terkait  dalam perencanaan, proses, hasil dan feedback, (10).  Menentukan strategi pencapaian tujuan.
b.      Lembaga pendidikan islam sekarang sudah menerapkan paradigm baru, karena lembaga pendidikan islam yang awalnya tidak pernah menerapkan ilmu yang sifatnya keduniawian atau lebih dikenal dengan istilah ilmu umum, tapi akhir-akhir ini lembaga pendidikan seperti pondok pesantren sudah menyerap sistem tersebut sehingga lembaga pendidikan islam sekarang sudah mengalami kemajuan lebih baik dari pada masa atau era industri.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar